Senin, 31 Agustus 2009

MONUMEN BAMBANG SUGENG

Kompleks Monumen Bambang Sugeng berada di atas sebuah bukit kecil di Kranggan, sebelah timur Kota Temanggung, bersebelahan dengan terminal bis. Merupakan monumen peringatan akan perjuangan Mayjen (purn) Bambang Sugeng yang ketika terjadi perang kemerdekaan memimpin pasukan TNI di daerah Temanggung dan sekitarnya. Bambang Sugeng adalah putera daerah Temanggung, lahir di Tegalrejo 31 Oktober 1913. Bambang memulai kariernya di militer sebagai tentara Pembela Tanah Air (Peta) pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, bergabung dengan Daidang II yang saat itu bermarkas di Magelang. prestasinya terus melonjak, dan pada tahun 1945 ia kembali ke Temanggung membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) untuk daerah Temanggung dan Wonosobo. Bambang yang ketika itu berpangkat Letnan Kolonel menjabat sebagai komandang Resimen. Di bawah kepemimpinannya para laskar BKR pernah berhasil melucuti senjata tentara Jepang.

Dari Temanggung, Bambang Sugeng berpindah markas ke Wonosobo dan kemudian pindah lagi ke Purwokerto menjadi Kepala staff. Ia-lah yang memberntas para laskar liar yang memberontak di daerah Cirebon. atas prestasi-prestasinya itu, setelah perang kemerdekaan I dan menjelang perang kemerdekaan II, Bambang Sugeng diangkat menjadi Panglima Divisi sekaligus panglima teritorial yang membawahi wilayah Banyumas, Pekalongan, Kedu, Yogyakarta, dan Semarang berpusat di Magelang. Bambang Sugeng dikukuhkan menjadi kepala Staf umum I Markas Besar Angkatan Darat di Bawah A.H. Nasution setelah perang kemerdekaan II. Ketika terjadi anarkis kekacauan di Jawa Timur sesudah penyerahan kedaulatan (1949), ia dipindahkan ke sana menjadi Panglima Komando Militer (Kodam) Brawijaya. Puncak kariernya di militer terjadi diangakt menjadi Kapala Staf Angkatan Darat dengan pangkat Mayor Jenderal (Mayjen).

Di samping prestasi-prestasi yang dibuatnya di bidang kemiliteran, Bambang Sugeng dikenal pula sebagai seorang diplomat yang berhasil. Ketika Presiden Soekarno menerima penganugerahan Bintang Vatikan tertinggi dari Sri Paus. Bambang Sugenglah yang menjabat Duta Besar RI di Vatikan. Ia saat itu juga di anugerahkan penghargaan berupa Bintang Kepapaan. Selait di Vatikan, ia pernah menjadi Duta Besar RI di Jepang, dan Brazillia (1963 - 1965). Bambang Sugeng meninggal dunia pada tahun 1977, dan dimakamkan di tepi kali Progo atas permintaannya sendiri. Di kompleks pemakamnya yang berada di atas sebuah bukit kecil itu, sekarang terdapat sebuah batu besar dengan pahatan tulisan kanji di atasnya. Tulisan tersebut berbunyi "Wampo Daiwa Dalgetzu" yang diartikan dalam bahasa Indonesia dibawahnya menjadi Seloeroeh Doenia Sekeloearga" berangka tahun saka 1377. Batu berukir tersebut merupakan peninggalan Bala tentara Jepang yang pernah ditawan Bambang Sugeng dan pasukannya di daerah Temanggung. Dewasa ini, Monumen Bambang Sugeng termasuk salah satu obyek wisata yang cukup banyak menarik perhatian wisatawan, terutama para pelajar. Tempat ini sudah ditata sedemikian rapi, dilengkapi berbagai fasilitas penunjang.

0 komentar:

Back to TOP